Penjengukan Bukan Sekadar Bertemu: Peran Orang Tua Saat Menjenguk Santri

Dipublikasikan oleh masjidhafidzalaqsha@gmail.com pada

Penjengukan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu, baik oleh santri maupun orang tuanya. Setelah sekian lama berpisah, rindu yang tertahan akhirnya bisa terobati. Namun, momen ini bukan hanya soal melepas kangen—lebih dari itu, penjengukan adalah waktu berharga bagi orang tua untuk memperkuat semangat anak dalam menuntut ilmu di pondok.

Banyak orang tua yang tanpa sadar menjadikan penjengukan sebagai ajang “memanjakan” anak. Segala keinginan dituruti: makanan berlebihan, barang-barang yang kurang bermanfaat, bahkan permintaan untuk pulang sebentar pun kadang diiyakan demi menenangkan hati anak. Padahal, tidak semua keinginan harus dipenuhi. Justru di sinilah letak ujian bagi orang tua: tetap lembut, tapi tetap tegas.

Saat anak mengeluh atau tampak tidak nyaman di pondok, orang tua perlu mendengar dengan penuh empati, namun juga bijak dalam merespons. Dengarkan ceritanya, berikan pelukan hangat, tapi kuatkan tekadnya kembali. Jangan langsung mengambil keputusan emosional seperti mengizinkan pulang, apalagi sampai berniat memindahkan anak. Ingat, proses belajar butuh waktu, dan rasa tidak nyaman adalah bagian dari pendewasaan.

Apa yang harus dilakukan orang tua saat menjenguk? Sederhana: bawakan yang perlu, bukan yang diinginkan. Bawakan semangat, bukan pelarian. Sampaikan dukungan, bukan keraguan. Karena anak butuh diyakinkan bahwa apa yang ia jalani adalah jalan mulia. Dan orang tua yang kuat akan melahirkan anak yang tangguh.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *