Santri Tetap Santri, Guru Tetap Guru: Ikatan yang Tak Pernah Usai

Dalam hidup ini, banyak peran yang bisa berubah seiring waktu. Ada yang dulunya teman, kini jadi rekan kerja. Ada yang dulu sekadar kenalan, kini menjadi saudara. Tapi ada dua peran yang tak pernah benar-benar berubah walau waktu berlalu.
Ketika seseorang pernah menjadi santri, maka gelar itu akan melekat sepanjang hayat. Santri bukan hanya soal tempat belajar atau seragam yang dikenakan. Santri adalah jiwa yang pernah dibentuk oleh adab, dididik dalam kesabaran, diajarkan tentang arti ilmu, dan dipupuk untuk mencintai Al-Qur’an. Maka walau jasad sudah tak lagi di pondok, jiwa santri tetap tinggal dalam hati. Ia hidup dalam cara bicara, dalam cara berpikir, dalam doa-doa malam, dan dalam cara menghormati ilmu serta ahlinya.
Begitu pula guru. Tak peduli berapa lama kita telah berpisah dengannya, tak peduli apakah ia masih mengajar atau sudah sepuh—seorang guru tetaplah guru. Ucapannya masih jadi nasihat, tegurannya masih kita kenang, dan ilmunya masih menjadi lentera yang menerangi langkah kita. Tak ada istilah “mantan guru,” sebab jasa mereka menempel pada setiap huruf yang kita pahami, dan pada setiap amal yang kita lakukan karena ilmunya.
Hubungan antara santri dan guru adalah ikatan ruhani. Ia tak dibatasi oleh ruang kelas atau jadwal belajar. Bahkan jika waktu membuat jarak, adab dan rasa hormat tetap menjembatani keduanya. Maka siapa pun yang pernah menjadi santri, jangan pernah merasa telah “selesai.” Dan siapa pun yang pernah menjadi guru, yakinlah bahwa setiap kebaikan yang dilakukan muridmu adalah pahala yang terus mengalir, meski engkau tak lagi mengajarnya.
Karena itu, mari kita jaga adab sebagai santri, walau kini kita berada di luar pondok. Mari kita doakan para guru, meski kini mereka tak lagi bersama kita. Sebab, di balik setiap keberhasilan yang kita raih hari ini, ada doa dan ilmu dari mereka yang pernah membimbing langkah kita.
Santri dan guru tidak pernah menjadi mantan. Mereka adalah bagian dari jalan hidup yang tak terhapus oleh waktu.
0 Komentar